BAHAYA ROKOK
Merokok
merupakan salah satu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
studi menunjukkan bahwa perokok berat telah memulai kebiasaannya ini sejak
berusia belasan tahun, dan hampir tidak ada perokok berat yang baru memulai
merokok pada saat dewasa. Karena itu, masa remaja sering kali dianggap masa
kritis yang menentukan apakah nantinya kita menjadi perokok atau bukan (Bustan,
2000).
Berdasarkan
data dari Badan Kesehatan Dunia WHO (World
Health Organization), menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa
disebabkan karena merokok dimana rokok ini membunuh hampir lima juta orang
setiap tahunnya. Jumlah perokok di dunia
mencapai 1,1 milyar orang (WHO, 2008). Di Amerika Serikat, prevalensi perokok
usia sekolah menengah pertama tahun 2009 adalah sebesar 5,2% (CDC, 2011).
Indonesia
merupakan pasar rokok terbesar kelimadi dunia (WHO,
2011). Berdasarkan jumlah perokok,
Indonesia merupakan negara
ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India ( WHO,
2008). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, diketahui
sekitar 34,7% penduduk Indonesia menjadi perokok.
Berdasarkan Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Provinsi Sumatera Selatan 2007, prevalensi usia pertamakali merokok
pada kelompok usia 10-14 tahun yaitu sebesar 10,6%. prevalensi perokok di Sumatera Selatan sebesar 36,6% (Kementrian
KesehatanRepublik Indonesia,
2010).
Perilaku
merokok membutuhkan biaya. Tanpa disadari dari aspek ekonomi,perilaku merokok
menyebabkan pengeluaran uang berlebih. Dalam setahun biaya rokok
dapat mencapai sebesar Rp270.000,00 (Nainggolan, 1990). Dari segi kesehatan,
rokok menimbulkan berbagai penyakit.
Hal ini menunjukkan nahwa perilaku merokok sangat merugikan.